Profil

Nama Institusi:
        Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

Nama Fakultas:
        Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Prodi-prodi:
        - Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
        - Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)
        - Pendidikan Agama Islam (PAI)
        - Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
        - Pendidikan Biologi
        - Pendidikan Matematika
        - Pendidikan Fisika
        - Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
        - Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)

Gelar Akademik:
        S.Pd.

Masa Studi:
        4 Tahun


Sejarah

          Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (dulu, Fakultas Tarbiyah sebelum IAIN berubah menjadi UIN tahun 2005) adalah satu dari tujuh fakultas dalam lingkungan UIN Alauddin Makassar. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor: 91 Tahun 1964. Secara historis keberadaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan sangat erat kaitannya dengan sejarah berdirinya UIN Alauddin Makassar secara keseluruhan.

IAIN pertama kali didirikan di Yogyakarta pada tahun 1960 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor: 11 Tahun 1960 tanggal 9 Mei 1960. IAIN pertama ini merupakan penggabungan dari dua perguruan tinggi negeri yang telah ada sebelumnya. Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) di Yogyakarta dan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta. Pengga­bungan PTAIN dan ADIA itulah yang kemudian menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Dalam tahun-tahun sesudah berdirinya, IAIN mengalami perkembangan yang sangat pesat. Fakultas-fakultas baru perlu didirikan untuk menampung hasrat masyarakat yang makin bertambah untuk melanjutkan studinya di IAIN. Hasrat untuk membuka fakultas dalam lingkungan IAIN itu ternyata berge­lora juga di Makassar. Beberapa tokoh masyarakat seperti Andi Pangerang Pettarani, Abdurrahman Syihab yang pada waktu itu menjabat Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI), didam­pingi cendikiawan muslim muda seperti Edi Agussalim Moko­dompit, M.A., dosen Fakultas Sosial Politik Universitas Hasanuddin (UNHAS), Drs. A. Makmun Rauf, dosen Fakultas Hukum UNHAS, dan Ma’datuang, S.H., sekretaris UMI, mencoba mewujudkan hasrat masyarakat itu. Dengan mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintah daerah, baik Gubernur Sulawesi Selatan dan Tenggara, Andi Rivai, maupun Walikota Makassar, Aroepala. Mereka sepakat untuk mengintegrasikan Fakultas Syariah UMI menjadi Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar. Hasrat masyarakat dan pemerintah Sulawesi Selatan dan Tenggara ini dikabulkan oleh pemerintah pusat. Dengan melalui keputusan Menteri Agama tahun 1962 Fakultas Syariah UMI diresmikan menjadi Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar pada tanggal 10 Nopember 1962. Selanjutnya Fakultas Tarbiyah UMI diresmikan menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar melalui keputusan Menteri Agama RI Nomor: 90 Tahun 1964, tanggal 7 November 1964. Kemudian pada tahun 1965 diikuti oleh pengintegrasian Fakultas Ushuluddin UMI menjadi Fakultas Ushuluddin IAIN.

Sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) Nomor: 1 Tahun 1963 yang dalam Lampiran A ad. 5 mengharapkan pemerintah mengembangkan IAIN dan sejalan pula dengan Peraturan Presiden Nomor: 27 Tahun 1963 yang menetapkan bahwa jika dalam satu daerah terdapat sekurang-kurangnya 3 jenis fakultas dapat menjadi IAIN yang berdiri sendiri, maka dengan adanya ketiga jenis fakultas dalam lingkungan IAIN Yogyakarta Cabang Makassar yaitu Fakultas Syariah, Fakultas Tarbiyah, dan Fakultas Ushuluddin sudah memenuhi syarat untuk berdirinya IAIN tersendiri. Dengan begitu, pada tanggal 10 November 1965, bertetapan dengan Hari Pahlawan Nasional berdirilah IAIN Alauddin sebagai realisasi dari Keputusan Menteri Agama Nomor: 79 Tahun 1965 tanggal 28 Oktober 1965.

Perubahan selanjutnya adalah perubahan status kelemba­gaan dari IAIN menjadi UIN. Atas prakarsa pimpinan IAIN Alauddin periode 2002-2006 dan atas dukungan civitas Akademika dan Senat IAIN Alauddin serta Gubernur Sulawesi Selatan, maka diusulkanlah konversi IAIN Alauddin Makassar menjadi UIN Alauddin Makassar kepada Presiden RI melalui Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan Nasional RI. Usaha inipun membuahkan hasil, sehingga mulai 10 Oktober 2005, Status Kelembagaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 57 Tahun 2005 tanggal 10 Oktober 2005 yang ditandai dengan peresmian melalui penandatanganan prasasti oleh Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 4 Desember 2005 di Makassar.

Peningkatan status kelembagaan dari IAIN menjadi UIN berdampak pula pada penambahan jumlah fakultas yang semula hanya 5 fakultas bertambah menjadi 7 fakultas. Untuk meme­nuhi sarana dan prasarana guna mendukung proses pembela­jaran, maka pemerintah pusat memberikan bantuan dana pengembangan fisik kampus melalui Islamic Development Bank (IDB). Setelah gedung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan selesai di bangun tahun 2010, maka fakultas ini pada tanggal 17 Ramadan 1422 H resmi pindah dari Kampus 1, Jalan Sultan Alauddin No. 63 Makassar ke Kampus 2, Jalan Sultan Alauddin No. 36 Samata-Gowa, yang saat ini sudah berganti nama menjadi Jalan H. M. Yasin Limpo No. 36 Samata-Gowa.

Sejak berdirinya, fakultas ini telah dipimpin oleh 8 (delapan) orang dekan secara periodik masing-masing adalah:

1.    Drs. H. M. Muhyidin Zein                                (1965-1972)

2.    Prof. Dr. Hj. Andi Rasdiyanah                         (1972-1980)

3.    Drs. H. Danawir Ras Burhany                          (1981-1985)

4.    Drs. H. M. Amir Said                                         (1985-1993)

5.    Drs. H. Muhammad Ahmad                            (1993-1997)

6.    Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, M.A.                     (1997-2002)

7.    Prof. Dr. H. Moh. Natsir Mahmud, M.A.       (2002-2010)

8.    Dr. H. Salehuddin Yasin, M.Ag.                      (2010-2015)

9.    Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag.              (2015-2019)

10.  Dr. H. A. Marjuni, S. Ag., M.Pd.I                     (2019-sekarang)

 


Fasilitas

1. Ruang kuliah yang representatif
2. Laboratorium Microteaching
3. Laboratorium Multimedia
4. Laboratorium Bahasa Arab dan Inggris
5. Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM)
6. Sarana Olahraga
7. Sekolah Mitra
8. Perpustakaan
9. Ruang Teater
10. Auditorium
11. Ruang Jurusan
12. Masjid
13. Poliklinik
14. Parkiran yang luas dan teratur