FTK Online –
Untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari sistem manajemen mutu yang ada
di suatu fakultas, maka diperlukan proses audit mutu internal. Audit mutu
internal bertujuan untuk memastikan bahwa fakultas tersebut memenuhi standar
dan regulasi yang berlaku, serta untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan
perbaikan.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) merupakan
salah satu Fakultas yang ada dalam lingkup UIN Alauddin Makassar yang tidak
luput dari audit mutu tersebut. Hal ini dikarenakan melalui audit mutu internal
(AMI) fakultas dapat dipastikan bahwa proses pendidikan dan pengajaran telah
berjalan di FTK telah sesuai dengan standar yang ditetapkan, serta untuk
meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman mahasiswa.
Pada hari senin, 4 Desember 2023, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan menyelenggarakan Sosialisasi pengisian instrumen AMI yang
berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting. AMI sendiri merupakan kegiatan
yang dilaksanakan setiap akhir November hingga pertengahan Desember oleh Asesor
Lembaga Penjaminan Mutu.
Sosialisasi ini dihadiri oleh Kepala Lembaga
Penjaminan Mutu (LPM) UIN Alauddin, Komite Penjaminan Mutu (KPM) FTK, Gugus Penjaminan
Mutu (GPM) Jurusan, Para Ketua dan Sekretaris Jurusan dalam lingkup Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan.
Kegiatan Sosialisasi ini menghadirkan
Muhammad Nur Akbar Rasyid, M.Pd., M.Ed., Ph.D., yang saat ini menduduki jabatan
sebagai Kepala Pusat Audit dan Pengendalian Mutu LPM UIN Alauddin Makassar, dan
Eka Damayanti, S.Psi., M.A. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia
Dini (PIAUD) sebagai Pemandu kegiatan.
Muhammad Nur Akbar Rasyid, M.Pd., M.Ed.,
Ph.D., menjelaskan bahwa instrumen AMI 2023 memiliki perbedaan dengan instrumen
tahun-tahun sebelumnya. “Jika sebelumnya penilaian AMI mengikuti standar 9
sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam borang, maka tahun ini kita lebih
menekankan pada pelaksanaan pendidikan”
“Dalam AMI, kita hanya ingin mengetahui
apakah standar mutu berhasil di capai atau tidak, dan mengapa? Jika berhasil,
maka kita akan mencari tahu faktor apa sehingga dapat dibagi ke prodi-prodi
lain untuk menjadi best practice dan dapat menjadi contoh. Jika tidak
berhadil, maka akan didiskusikan penyebab serta tindakan perbaikan sehingga di
tahun mendatang hal yang sama tidak akan terulang kembali.” Jelasnya yang juga Dosen
Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Adab dan Humaniora itu.
Oleh: Margono Setiawan