FTK Online – (27/3/2024)
Memasuki pertengahan Ramadhan, Pimpinan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) mendapatkan
amanah untuk mengisi kuliah tujuh menit (kultum) selepas shalat dhuhur.
Dalam kultum yang disampaikan oleh Dekan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. Andi Achruh, beliau menekankan pentingnya
pemahaman yang mendalam tentang makna sebenarnya dari puasa. Menurut beliau,
puasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melibatkan
pengendalian diri dalam segala aspek kehidupan.
Dalam kultum yang dilaksanakan di Masjid
Sultan Alauddin Kampus 2, Dr. Andi Achruh menjelaskan bahwa puasa seharusnya
menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran spiritual dan ketaqwaan kepada
Allah SWT. Ia menegaskan bahwa puasa bukan hanya sekedar menjalankan kewajiban
ibadah, tetapi juga sebagai sarana untuk membersihkan jiwa dan memperbaiki
akhlak.
Puasa itu diperuntukkan untuk orang yang beriman,
jadi tidak pantas seseorang itu mengaku diri mukmin atau beriman jika tidak melaksanakan
puasa, karena puasa hanya diperuntukkan untuk orang yang beriman.
“Dengan puasa, kita diajarkan untuk
mengendalikan hawa nafsu dan emosi, serta meningkatkan rasa empati terhadap
sesama. Puasa bukan hanya menahan lapar-dahaga, tetapi juga menahan diri dari
perbuatan yang tidak terpuji,” ungkap Dr. Andi Achruh di hadapan para dosen dan
mahasiswa,
Beliau juga menekankan pentingnya menjaga
kebersihan hati dan pikiran selama menjalankan ibadah puasa. Para hadirin
diingatkan untuk merenungkan makna sebenarnya dari puasa, agar ibadah yang
dilakukan menjadi lebih bermakna.
Menurutnya, ada beberpa fungsi dari puasa itu
sendiri;
1. Fungsi konfirmatif,
2. Fungsi purifikatif,
3. Fungsi Iluminatif,
4. Fungsi sebagai obat untuk mengistirahatkan
organ tubuh,
5. Fungsi Melatih kepemimpinan.
Dekan juga mengingatkan pada para hadirin
untuk merenungkan makna sebenarnya dari puasa, agar ibadah yang dilakukan
menjadi lebih bermakna dan memberi dampak positif dalam kehidupan sehari-hari.
Dr. Andi Achruh berharap agar para dosen dan mahasiswa dapat menjadikan bulan
Ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas spiritual dan moralitas
diri.
Oleh: Margono Setiawan