Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
(FTK) UIN Alauddin Makassar menggelar workshop
review kurikulum dalam rangka implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Kegiatan tersebut dilaksanakan
selama dua hari, Sabtu-Minggu, 10-11 Juli 2021 di Hotel Training Center, Jalan
Sultan Alauddin Makassar. Dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Hadir di kegiatan itu,
jajaran pimpinan FTK UIN Alauddin Makassar, para ketua dan sekretaris prodi,
mahasiswa, dosen, serta beberapa guru, dan kepala madrasah yang ada di bawah
naungan UIN Alauddin.
Beberapa rangkaian acara, dari
penyamaan visi misi hingga perumusan penerapan kurikulum Merdeka Belajar dan
Kampus Merdeka di lingkup FTK UIN Alauddin.
Dekan
FTK, Dr Marjuni mengatakan, orientasi dari penerapan kurikulum Merdeka Belajar
dan Kampus Merdeka adalah menciptakan mahasiswa yang berdikari.
“Jadi
berdikari itu, mampu hidup secara mandiri, dan tidak punya ketergantungan
terhadap sistem, dan juga mampu menentukan masa depannya sendiri,” kata
Marjuni, sesaat sebelum menutup acara tersebut.
Di
kampus, lanjut Marjuni, sifat mahasiswa berbeda-beda, ada yang sifatnya student
orentik, individualistik, konformasi sosial, hedonis dan pragmatisme.
“Namun
dengan penerapan kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, dapat membentuk
mahasiswa aktivis dan progresif dalam kehidupannya,” tutur pria kelahiran
Kabupaten Soppeng itu.
“Jadi
mereka mampu menyapa realitas sosial yang ada pada lingkungannya. Dan juga
memiliki kemampuan pedagogik terhadap ilmu pengetahuannya,” tambahnya.
Marjuni
berpandangan, penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, mengajarkan bahwa ilmu
pengetahuan tidak hanya didapat dalam satu kampus saja, tapi juga bisa
didapatkan di kampus lainnya.
“Kehidupan
tidak hanya di lingkungan kampus insitusi sendiri. Tapi ide-ide cerdas juga
bisa kita lahirkan dari kampus-kampus lainnya,” jelasnya.
Dengan
begitu, Marjuni berharap dosen maupun guru dapat menjadi role model atau
panutan di tengah-tengah kaum akademik yang terdidik, baik dari segi ilmu
pengetahuan maupun skill dan tanggung jawab.
“Karena
ke depan pertarungan semakin tinggi, sehingga kita sebagai tenaga pendidik
bagaimana mampu melahirkan seorang generasi yang memiliki daya saing yang
tinggi di semua lini kehidupan,” pungkasnya.
Penulis:
Hj. Andi Dian Anggraeni, S,Pd., M.Pd.