FTK UIN Alauddin Gelar Pemantapan Pelaksanaan PPG 2023 dan MoU dengan IAIN Kediri

  • 11 Februari 2022
  • 07:41 WITA
  • Margono Setiawan, S.S.
  • Berita

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin Makassar melakukan pemantapan persiapan penerimaan calon mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk tahun 2023 mendatang.

Selain pemantapan, FTK UIN Alauddin Makassar juga melakukan Memorandum of Understanding (MoU) bersama dengan IAIN Kediri yang berlangsung di Gedung PPG, Jln Bontotangang, Kabupaten Gowa, Kamis, 10 Februari 2022.

Hadir dalam kesempatan itu, Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Dr Muhammad Zain, juga Mustafa Fahmi, Anis Masykur dan beberapa pejabat dari IAIN Kediri.

Dekan FTK UIN Alauddin Dr H A Marjuni, M Pd I dalam sambutannya tak lupa menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Muhammad Zain dan beberapa pejabat lainnya telah menyempatkan hadir dalam acara tersebut.

Marjuni mengatakan FTK UIN Alauddin sebagai lembaga pendidikan senantiasa melakukan persiapan dan pementapan dalam mempercepat pelaksanaan sertifikasi guru.

Ia bersyukur karena beberapa perguruan tinggi telah melakukan kerja sama dalam pengembangan lembaga pendidikan, termasuk IAIN Kediri.

“Tentu yang kita harapkan di FTK ini bisa membangun komitmen kerja, yakni kerja cerdas, kerja ihklas dan kerja tuntas,” katanya.

Menurut Marjuni, pendidikan Islam saat ini sangat penting karena bisa memasuki segala lini setiap jenjang pendidikan dalam kehidupan masyarakat, khusunya di Indonesia Timur. Olehnya, kata dia, FTK memiliki prinsip integrasi, seimbang dan persamaan.

Pertama prinsip integrasi, Marjuni mengatakan, prinsip ini seharusnya dianut, karena dunia merupakan jembatan menuju akhirat. Olehnya harus mempersiapkan diri secara utuh agar kehidupan di dunia betul-betul bermanfaat untuk bekal di akhirat.

Kedua prinsip seimbang, dalam menjalan tugas dan tanggung jawab sudah seharusnya berprinsip pada keseimbangan antar material dan spirtual, agar tidak terjadi kepincangan dan ketimpangan dalam pengembangan dan pembinaan masyarakat.

Ketiga prinsip persamaan, guru-guru diharapkan selalu membangun persamaan, prinsip ini berdasar pada konsep kesatuan asal manusia, yang tidak membeda-bedakan derajat.

“Ketiga prinsip ini, harus diaktualisasikan dalam proses pelaksanaan profesi guru ke depan. Yang paling penting juga adalah prinsip keummatan, yang senantiasa ditegaskan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,” pesan Marjuni di hadapan dosen.

Ia juga berharap kepada seluruh tenaga pendidik dan kependidikan agar senantiasa membangun sinergitas di lingkup prodi, fakultas dan universitas dalam melahirkan guru-guru yang cerdas, kreatif, mandiri dan profesional.


-Muthi'ah-