Servis Learning Prodi PIAUD FTK UIN Alauddin Libatkan 27 Dosen

  • 16 Februari 2022
  • 06:58 WITA
  • Margono Setiawan, S.S.
  • Berita

Program Studi (Prodi) Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar mengadakan pelatihan Capacity Building.

Kegiatan itu bertajuk service learning bagi Dosen PIAUD FTK UIN Alauddin. Acara itu dilaksanakan selama dua hari yakni 15 sampai 16 Februari 2022 di Sultan Alauddin Hotel dan Convention.

Workshop itu melibatkan 27 Dosen yang merupakan Dosen homebase PIAUD dan Dosen lingkup Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang Akademik FTK Dr M Shabir U M Ag menekankan, pentingnya seorang Dosen meningkatkan kapasitas diri dalam menjalankan perannya terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Dosen dituntut memiliki keterlibatan dalam mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan dalam menjawab tantangan yang ada di masyarakat agar mampu menjadi insan yang mandiri dan memiliki daya saing tinggi,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua Prodi PIAUD Dr Ulfiani Rahman menjelaskan, pelatihan itu merupakan salah satu program kerja tujuannya pengembangan kapasitas Dosen.

Menurut Ulfiani, dalam pelatihan itu menghadirkan empat narasumber dengan berbagai materi yang terkait dengan pendekatan-pendekatan dalam pengabdian kepada masyarakat.

“Hari pertama pelatihan dibawakan oleh Dr dr Nadyah M Kes dengan materi berjudul pendekatan ABCD dan Dr. Andi Sulistiawaty, M.Kes CBR dan PAR,” ucapnya.

Lebih lanjut, Ulfiani mengungkapkan, pelatihan itu melahirkan rekomendasi kepada Pimpinan FTK untuk menyediakan suatu unit capacity building center atau sejenisnya untuk merancang pelaksanaan pengabdian berbasis komunitas.

“Rekomendasi ini diharapkan dapat direspon positif oleh Pimpinan Fakultas karena hal ini bukan hanya meningkatkan kompetensi dosen dan mahasiswa tetapi juga membangun relasi yang hangat dan bermanfaat dengan masyarakat luas,” tuturnya.

Sementara itu, dr Nadyah dalam pemaparannya berpesan, pengabdian masyarakat berbasis komunitas baiknya dilaksanakan dengan kolaborasi antar dosen dan mahasiswa.

“Akan lebih baik jika dilakukan secara kolaboratif antar dosen dan mahasiswa dan sangat memungkinkan jika dilakukan bersamaan dengan kegiatan PPL asalkan tetap mengikuti etika perizinan,” ujarnya.

Di akhir materi, peserta workshop diberikan penugasan secara berkelompok. Mereka mendesain pelaksanaan service learning pada mata kuliah yang diampuh dengan menggandeng mahasiswa memberi keterampilan kepada mahasiswa untuk terjun langsung ke masyarakat.


-Andi Dian Anggraeni-