FTK Online - Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Dr HA Qadir Gassing HT MS, yang didaulat menjadi khatib Salat Hari Raya Idul Adha di Masjid Istiqlal Jakarta menyatakan bahwa seluruh masyarakat Indonesia adalah bersaudara kendati berbeda suku, berbeda agama dan berbeda bahasa.
Khutbah Prof Qadir tersebut menyikapi maraknya konflik baik konflik agama, konflik antarkelompok, konflik antarsuku dan konflik antara aparat keamanan dan masyarakat, yang akhir-akhir ini marak terjadi.
"Selama ini yang ditonjolkan dalam forum-forum dakwah adalah ukhuwah Islamiyah, padahal selain ukhuwah Islamiyah ada ukhuwah Wathoniyah dan ukhuwah Basyariah. Ukhuwah Islamiyah adalah persudaraan seiman dan sekeyakinan, sama-sama diikat oleh Agama Islam," ujarnya.
"Sementara ukhuwah Wahtoniyah adalah persaudaraan sebangsa dan setanah air walaupun beda bahasa, suku beda, agama berbeda, tetapi karena kita satu bangsa, maka kita bersaudara yakni saudara sebangsa dan setanah air,"kata A Qadir Gassing, dalam khutbahnya Lebaran Haji, Minggu (6/11).
Sementara itu, lanjut Prof Qadir, ukhuwah Basyariah adalah persaudaraan antar manusia, persaudaraan antara satu negara dengan negara lain. Selain menyoroti tentang persatuan berbagsa dan bernegara, Rektor UIN Alauddin juga menyoroti maraknya KKN yang selama ini justru dilakukan oleh masyarakat terdidik.
"Masalah yang dihadapi bangsa ini dan kedepan terutama yang terkait dengan penegakkan moral bangsa yakni perlu mendapat refleksi yakni penegakkan KKN. Salah satu agenda reformasi adalah pemberantasan KKN," tambah Qadir.
Adapun terkait dengan kerusakan hutan-hutan Indonesia yang jumlahnya terus menyust, Qadir berharap agar pemerintah, masyarakat termasuk perusahaan pengelola hutan dapat memperhatikan ekosistem lingkungan hutan. Oleh karena itu, konsep peri lingkungan harus diterapkan sehingga ada keseimbangan ekosistem lingkungan terjaga.
"1 miliar orang kelaparan dan itu data dari FAO. Dan untuk menyelamatkan lingkungan dengan konsep peri lingkungan yakni menempatkan mahluk Allah sama dengan manusia. Jadi kita diharuskan untuk mengharrgai tumbuhan, binatang, dan lingkungan," ungkapnya.
Pelaksaan Salat Idul Adha di Masjid Istiqal dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Husni Ismail, dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan didampingi oleh Wakil Presiden Boediono; serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, M Nuh; Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa dan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD. (*)