Gowa – Puluhan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar menggelar aksi unjukrasa di sekitar halaman fakultas, Senin, 30 Desember 2019 siang, Samata Gowa, Sulsel.
Aksi unjukrasa itu tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Jurusan Peduli Keadilan, mendukung adanya pembekuan Lembaga Penyelenggaraan Pemilma (LPP) dan meminta proses Pemilma dilanjutkan segara.
Pasalnya, terdapat beberapa calon ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) merasa dirugikan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab, menghilangkan berkas persyaratan pencalonannya, akibatnya mereka gugur.
Menurut informasi, tiga peserta calon ketua HMJ yang kehilangan berkasnya yaitu dari jurusan PAI atas nama Muhammad Ansar, Rinaldi Wahab, dan Jurusan MPI, Kherul Umam serta beberapa calon lainnya juga digugurkan.
“Kita mendukung adanya kebijakan pimpinan fakultas dalam pembekuan LPP, karena LPP tidak mampu menjalankan tugas dan tanggungjawabnya hingga terjadi konflik dan itu memperburuk demokrasi kita di kampus,” teriak Kordinator Lapangan, Ibrahim dalam pantauan awak media.
Sementara itu, dari peserta calon ketua HMJ yang digugurkan, merasa kecewa dan menilai adanya kecurangan dalam perhelatan demokrasi mahasiswa yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
“Saya sebagai calon ketua HMJ PAI, merasa kecewa kinerja LPP, yang seharusnya pesta demokrasi ini menjadi momentum untuk membangun ruang demokrasi yang adil, sehat dan transparan, tapi karena adanya oknum tak bertanggungjawab itu justru merusak citra demokrasi kampus kita,” kata Rinaldi Wahab saat menyampaikan orasinya.
Rinaldi juga mengaku berkas persyaratan pencalonannya lengkap bahkan berulang-ulang diperiksa sebelum ia setor ke pihak LPP, tapi anehnya kata dia, pada saat diverifikasi berkasnya tidak lengkap dan dinyatakan gugur.
“Pada tanggal 18 Desember 2019, sebelum saya setor berkas ku, berulang kali saya periksa dan saya punya bukti arsip tapi entah kenapa pada saat diverifikasi tanggal 19 Desember itu tidak lengkap, kan aneh,” jelasnya di hadapan massa aksi.
Masih terpantau, sekitar pukul, 16.00 Wita massa aksi diterima oleh pimpinan fakultas dan mendengar tuntunan Aliansi Mahasiswa Jurusan Peduli Keadilan, sebelumnya itu, pimpinan juga bertemu dengan massa aksi yang meminta mencabut SK Pembekuan LPP.
Kelompok massa aksi yang pro dengan kebijakan pimpinan itu, Dekan Tarbiyah Dr Marjuni, WD 3 Dr Ilyas, dan panitia Pemilma serta beberapa pejabat lainnya dinilai telah bijak mengambil sebuah keputusan dalam perselisihan sengketa Pemilma tersebut.
“Langkah yang diambil oleh pimpinan fakultas tarbiyah, itu sudah sangat bijak yang tetap mempertahankan pembekuan LPP lama dan segera membentuk LPP baru untuk secepatnya melanjutkan proses Pemilma,” ujar salah satu massa aksi, Ardiansya Saputra, saat ditemui awak media seusai audience dengan pimpinan fakultas.
Selepas itu, Anca sapaannya dengan akan dilanjutkannya proses Pemilma, ia meminta LPP, panitia Pemilma dan pihak-pihak yang terkait bisa menjalankan aturan yang ada untuk menjaga perhelatan demokrasi mahasiswa yang adil, jujur dan terbuka.
“Kedepannya LPP dan panitia Pemilma seluruh pihak yang terkait bisa menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai mestinya dengan mengikuti seluruh aturan yang ada, demi menjaga Marwah fakultas yang berlatar belakang pendidikan ini,” tegasnya.
Sumber: