Sebanyak 722 mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar mengikuti pembekalan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 2.
Pembekalan ini dilaksanakan selama dua hari, Senin-Selasa, 18-19 Juli 2022 di Auditorium Kampus ll UIN Alauddin Makassar, Samata, Kabupaten Gowa. PLP 2 ini akan dilaksanakan di Sulawesi Selatan dan Pulau Jawa.
Dekan FTK UIN Alauddin Makassar, Dr H A Marjuni, M Pd I membuka pembekalan PLP 2 ini. Dihadiri jajaran pimpinan, Wakil Dekan l, Wakil Dekan ll, Wakil Dekan lll, Kepala KTU, serta Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi.
Dr Marjuni berpesan kepada mahasiswa saat melaksanakan PLP 2 agar menjaga nama baik almamater. “Kita satukan persepsi kita, untuk membawa nama baik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di luar UIN Alauddin,” pesannya.
Ketua Komisi Pendidikan MUI Sulsel itu menyebut ada tiga tren perubahan. Pertama perubahan digital. Diterangkan, bahwa mahasiswa harus mampu mentransformasikan pengetahuannya melalui tekhologi.
Sebab menurut Dr Marjuni, saat sekarang ini proses pembelajaran siswa di sekolah sangat dimudahkan dengan system digital.
“Olehnya itu anak-anak ku semua, jangan terlena denga napa yang kita pelajari di kampus, tapi ikuti semua apa yang terjadi di media sosial, itulah sebabnya ada pemikiran ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi),” katanya.
“Jadi apa yang dilakukan oleh dosen-dosen di kampus, maka anda harus modifikasi, sehingga mampu mentransfomasikan pengatahuan anda di luar dari kampus yang kita cintai saat sekarang ini,” jelas Dr Marjuni.
Kedua, ketidak pastian masa depan. Dr Marjuni mengatakan, mahasiswa harus mampu mensingkrongkan antara teori dan kondisi sosial.
“Jadi teori-teori yang kita dapatkan di kampus, harus mampu kita singkrongkan dengan kondisi yang ada di sekolah nantinya,” paparnya.
Ketiga, tranformasi digital. Dr Marjuni menjelaskan, pandemi Covid-19 yang melanda dunia hampir semua pekerjaan diselesaikan melalui digital.
“Generasi yang baik, dia yang senantiasa membangun paradigma keilmuan dengan kemampuan pedagogic yang dimiliki dan kemampuan literasi. Olehnya, jadilah guru professional dengan kemampuan yang anda miliki,” pungkasnya.
Diposting oleh: Muthi'ah
Editor: Andi Dian Anggraeni