BENTURAN KEPENTINGAN DAN PENANGANANNYA MENURUT KMA 225 TAHUN 2015

  • 10:38 WITA
  • Margono Setiawan, S.S.
  • Artikel

BENTURAN KEPENTINGAN DAN PENANGANANNYA MENURUT KMA 225 TAHUN 2015

 

Untuk  mewujudkan tata kelola pemerintahan  yang baik  dan  peningkatan  kualitas  pelayanan  kepada masyarakat,     perlu    ditetapkan    pedoman   penanganan ben turan kepen tingan. Komitmen Kementerian Agama sebagai salah satu unsur pemerintah dalam  perwujudan tersebut, telah mengeluarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 225 Tahunb 2015.

 

Defenisi  Benturan Kepentingan

Benturan  Kepentingan  adalah  situasi  dimana penyelenggara negara memiliki atau  patut  diduga memiliki kepentingan  pribadi  terhadap setiap  penggunaan wewenang sehingga dapat mempengaruhi kualitas keputusan  dan/ atau tindakannya. Anat dengan kata lain benturan kepentingan adalah situasi dimana terdapat konflik kepentingan seseorang yang memanfaatkan kedudukan dan wewenang yang dimilikinya (baik dengan sengaja maupun tdak sengaja) untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau golongannya sehingga tugas yang diamanatkan tidak dapat dilaksanakan dengan obyektif dan berpotensi menimbulkan kerugian kepada pihak tertentu.

 

Perihal Potensi dan Bentuk Benturan Kepentingan

Bentuk Benturan  Kepentingan  sebagai berikut:

a.  situasi yang menyebabkan Pejabat Kementerian Agama menenma gratifikasi     atau     pemberian/ penerimaan      hadiah    atas     suatu keputusan/jabatannya;

b.    situasi      yang     menyebabkan      Pejabat       Kementerian       Agama menggunakan aset negara untuk kepentingan pribadi/golongan;

c.    situasi      yang     menyebabkan      Pejabat       Kementerian       Agama menggunakan    informasi     rahasia   jabatan    untuk    kepentingan pribadi/ golongan;

d.    situasi yang menyebabkan Pejabat  Kementerian Agama memberikan akses khusus kepada pihak tertentu tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya;

e.  situasi yang menyebabkan Pejabat  Kementerian  Agama  dalam pelaksanaan   proses  pengawasan  tidak  mengikuti  prosedur  karena adanya pengaruh dan harapan dari  pihak yang diawasi;

f.  situasi   yang   menyebabkan   Pejabat    Kementerian    Agama menyalahgunakan jabatan;  dan

g.   situasi     yang     memungkinkan     Pejabat      Kementerian      Agama menggunakan diskresi yang menyalahgunakan wewenang.

 

Jenis Benturan  Kepentingan  sebagai berikut:

 

a.    kebijakan   dari  Pejabat  Kementerian  Agama  yang  berpihak  akibat pengaruh,  hubungan  dekat,   ketergantungan,   dan/ atau  pemberian gratifikasi;

b.    pemberian izin  dari Pejabat Kementerian Agama yang diskriminatif;

c.    pengangkatan     Pejabat      berdasarkan     hubungan     dekat/balas jasa/ rekomendasi/ pengaruh dari pejabat pemerintah;

d.    pemilihan partner atau rekanan kerja  pada setiap  satuan kerja  oleh Pejabat   Kementerian   Agama  berdasarkan  keputusan  yang  dibuat secara tidak profesional;

e.    Pejabat   Kementerian   Agama   melakukan  komersialisasi  pelayanan publik;

f.     Pejabat    Kementerian    Agama    menggunakan   aset   dan   informasi rahasia untuk kepentingan pribadi;

g.    Pejabat  Kementerian  Agama  melakukan  pengawasan  tidak  sesuai dengan norma,  standar,  dan prosedur;  dan

h.    Pejabat Kementerian Agama menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan  atas sesuatu yang dinilai.

 

Sumber Benturan  Kepentingan  sebagai berikut:

a.     penyalahgunaan  wewenang,  yaitu  dengan membuat keputusan  atau tindakan  yang  tidak  sesuai  dengan  tujuan  atau  melampaui batas• batas    pemberian    wewenang   yang    diberikan    oleh    peraturan perundang-undangan;

b.    hubungan  afiliasi   (pribadi   dan  golongan),   yaitu   hubungan  yang dimiliki oleh Pejabat Kementerian Agama dengan pihak tertentu baik karena hubungan  darah, hubungan  perkawinan, maupun  hubungan pertemanan yang dapat mempengaruhi keputusannya;

c.   gratifikasi dalam kedinasan adalah hadiah/fasilitas resmi dari penyelenggara  kegiatan  yang  diberikan  kepada  wakil-wakil  resmi suatu instansi  dalam  suatu  kegiatan tertentu sebagai penghargaan atas keikutsertaan atau kontribusinya dalam kegiatan tersebut;  dan

d.    kelemahan  sistem  organisasi,  yaitu  keadaan  yang menjadi  kendala bagi   pencapaian   tujuan   pelaksanaan   kewenangan  penyelenggara negara yang disebabkan struktur dan budaya organisasi yang ada.

 

Tata Cara Mengatasi Terjadi  Benturan  Kepentingan

 

1.   Pejabat Kementerian Agama yang terkait dalam pengambilan keputusan dapat    melaporkan   atau    memberikan   keterangan    adanya    dugaan Benturan      Kepentingan     dalam    menetapkan    keputusan     dan/ atau tindakan.

2.   Laporan atau keterangan tersebut disampaikan kepada atasan langsung pejabat        pengambil      keputusan       dan/ atau      tindakan        dengan mencantumkan  identitas  jelas  pelapor  dan  melampirkan  bukti-bukti terkait.

3.    Atasan  langsung  pejabat  tersebut memeriksa tentang kebenaran laporan Pejabat paling lambat 3  (tiga)  hari kerja.

4.    Apabila  hasil dari  pemeriksaan  tersebut  tidak  benar,  maka keputusan dan/atau  tindakan pejabat yang dilaporkan tetap berlaku.

5.   Apabila  hasil pemeriksaan  tersebut benar,  maka dalam jangka waktu 2 (dua)  hari keputusan  dan/ atau tindakan  terse but ditinjau  kembali oleh atasan dari atasan  langsung  tersebut dan seterusnya.

6.  Pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan dari tindak lanjut hasil pemeriksaan terjadinya Benturan  Kepentingan  dilaksanakan oleh unsur pengawasan pada Kementerian Agama.