Bagi beberapa orang melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi (kuliah), baik itu di dalam maupun di luar negeri merupakan sebuah cita-cita, namun bagi sebagian yang lain masih tidak mengerti pentingnya hal tersebut. Melalui rangkaian pembekalan insentif Tarbiyatul Muallimin Al-Islamiyah yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern Al-Istiqamah Ngata Baru Sulawesi Tengah, para siswa tingkat akhir diajak untuk menyelami hal tersebut. Kegiatan ini dihelat pada Kamis 30/3/2023 M- 8 Ramadhan 1444 H sampai Selasa 4/4/2023 M – 13 Ramadhan 1444 H) di BPPM (Balai Pertemuan Pondok Modern) Al-Istiqamah Ngata Baru.
Al-Rihlah al-Iqtishodiyah adalah kegiatan tahunan yang dilaksakan di lembaga ini. orientasi dari hasil kegiatan ini secara umum membahas tentang dunia usaha dan kewiraswastaan. Hal ini dimasukan untuk menanamkan jiwa kewiraswastaan kepada para santri/siswa (tingkat akhir).
Pembekalan wawasan berbagai persolan untuk santri tingkata akhir menjelang tamat belajar di TMI. Pembekalan ini meliputi kegiatan-kegiatan, antara lain orientasi tentang pers dan jurnalistik, belajar di perguruan tinggi, wawasan pembangunan kemasyarakatan, kepasantrenan, perpustakaan, studi islam dan metode da’wah.
Pemateri di hari ketiga, Muhammad Anwar. HM, seorang akademisi (dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar), Trainer dan CEO ITMT Indonesia mengungkapkan beberapa hal yang penting dalam melanjutkan pendidikan. Adanya pengalaman tertentu yang tidak mungkin diperoleh tanpa adanya usaha. Pengalaman mampu membuat pikiran kita lebih terbuka, sehingga semakin bijak dalam menyikapi banyak hal,” tuturnya.
Anwar yang saat ini menjabat sebagai Kepala Perpustakaan FTK Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dan CEO ITMT Indonesia ini mengatakan, pengalaman-pengalaman yang didapatkan merupakan tantangan. “Banyak tantangan ketika melanjutkan kuliah/pendidikan. Kalau bisa menaklukkannya, kita akan menjadi pribadi yang lebih kuat,” imbuhnya.
Anwar juga mengungkapkan, melanjutkan pendidikan baik di dalam maupun d luar negeri merupakan prospek jangka panjang. Anwar yakin bahwa hal tersebut sama artinya dengan mempersiapkan diri untuk berkontribusi tidak hanya pada skala regional, namun juga internasional. “Karena semakin lama, batas antar negara akan semakin tipis. Kita harus berpikir visioner dalam menghadapi hal tersebut,” pungkasnya.
Harus menyadari kedudukan kita sebagai pebelajar dan juga sebagai masyarakat dunia, bukan sekedar masyarakat Indonesia. Dalam penjelasannya bahwa dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dapat menjadi ajang untuk mengamati dan belajar, lalu menerapkan ilmu yang telah dipelajari untuk membangun Indonesia.
“Kalau hanya jadi masyarakat Indonesia, cenderung sukar untuk memajukan negeri ini,” tandasnya.
Indonesia butuh orang-orang yang tidak hanya jago dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga memiliki pemikiran yang luas dan terbuka. Menurutnya, kemampuan semacam ini dapat diasah salah satunya dengan melanjutkan pendidikan.
Di sesi terakhir dalam kegiatan ini yang dimulai sejak pukul 08. 00 WITA sampai 23.00 WITA, dilakukan serangkaian simulasi tentang hypnosis dan hypnoterapi yang bertujuan memperkenalkan kepada peserta bahwa ilmu tentang hypnosis tidaklah senegatif seperti informasi yang berkembang di masyarakat selama ini.
Penulis: Anwar
Editor: SIMK