DOSEN FTK JADI FASILITATOR “HELPING ADOLESCENT THRIVE” PESANTREN RAMAH ANAK OLEH PSGA DAN UNICEF

  • 12 Februari 2024
  • 04:25 WITA
  • Margono Setiawan, S.S.
  • Berita

FTK Online – Pada Jum’at (9/2/2024) Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Santri “Helping Adolescent Thrive (HAT)” Menuju Pesantren Ramah Anak.

Kegiatan yang diselenggarakan ini merupakan salah satu program kegiatan PSGA LP2M UIN Alauddin Makassar yang didukung sepenuhnya oleh salah satu badan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membidangi penyediaan bantuan dan perlindungan kepada anak-anak di seluruh dunia, yaitu UNICEF.

Tiga Dosen dan seorang Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Prof. Dr. Hj. Djuwairiah Ahmad, M.Pd., M.Tesol., Dr. Azizul Hakim, M.Pd.I., Dr. Eka Damayanti, S,Psi., M.A. serta Margono Setiawan, S.S.,  dipilih oleh Unicef sebagai fasilitator untuk kegiatan pesantren ramah anak ini. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para pengasuh pesantren tentang pentingnya memberikan perlindungan dan perhatian yang baik kepada anak-anak yang tinggal di pesantren.


Dalam kegiatan yang diadakan di Vasaka Hotel Makassar jalan Andi Pangerang pettarani Makassar ini, para fasilitator memberikan pelatihan tidak saja kepada para pengasuh pesantren namun juga kepada para santri tentang hak-hak anak, perlindungan anak, dan metode pengasuhan yang baik, serta mendeteksi kestabilan mental para santri. Selain itu, para fasilitator juga memberikan pemahaman tentang pentingnya memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak-anak di pesantren.

Menurut Dr. Azizul Hakim, kegiatan pesantren ramah anak sangat penting untuk dilakukan mengingat pesantren seringkali menjadi tempat tinggal bagi anak-anak yang jauh dari orang tua. Menurutnya, salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa pesantren bukan hanya tempat untuk belajar agama, tetapi juga sebagai tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang.

“Kegiatan ini dapat membantu santri untuk belajar dan bersosialisasi dalam lingkungan yang sehat, aman, mendukung dan melindungi kesehatan mental serta mengurangi keterlibatan mereka dalam perilaku yang beresiko,” tambahnya.

Di sisi lain, kegiatan ini dinilai sangat bagus dalam penguatan pondok-pondok pesantren menuju pesantren ramah anak, namun pelatihannya perlu di diatur dan ditambahkan waktu pelatihannya agar mencapai hasil yang maksimal. (MS).


-Margono Setiawan-