UIN ALAUDDIN PERINGATI MAULID NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI MOMENTUM PENGUATAN AKHLAK

  • 01 Oktober 2024
  • 12:30 WITA
  • Margono Setiawan, S.S.
  • Berita

FTK Online – Senin (30/09/2024), Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw., dengan tema “Maulid Nabi sebagai Momentum Penguatan Akhlak dan Literasi di Era Digital.” Acara berlangsung meriah di Auditorium Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Peringatan Maulid Nabi ini dihadiri oleh segenap sivitas akademika UIN Alauddin Makassar mulai dari Rektor dan jajarannya, mahasiswa, dan para tamu undangan.

Pada perayaan ini, yang tidak kalah menarik adalah hadirnya tamu dari luar negeri, yaitu Perdana Menteri Perminyakan Republik Ghana, Afrika, Prof. Mustafa Abdul Ghani, turut memeriahkan acara.


Prof. H. Barsihannoor, M.Ag., selaku Ketua Panitia Pelaksana, mengucapkan terima kasih kepada seluruh fakultas dan Lembaga kampus yang sudah ikut berpartisipasi dalam memeriahkan dan mewarnai maulid tahun ini dengan berbagai macam pernak-pernik.

Pada peringatan maulid kali ini juga diperlombakan oleh lomba kaddo minyak. Sebuah tradisi maulid atau yang biasa disebut Maudu Lompoa di Makassar. Tradisi ini memang sangat erat dengan adanya hiasan pernak-pernik makanan khas, terutama kaddo minyak dan telur.

“inilah yang disebut sebagai tradisi yang mengakar, solidaritas, dan Kerjasama yang tentunya menjadi pendorong semangat kita semua,” ucap Dekan Fakultas Adab dan Humaniora tersebut.

Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., mengatakan bahwa perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW., tahun ini terasa lebih semarak dari tahun-tahun sebelumnya, karena lebih inovatif dengan ragamnya bentuk hiasan yang dibuat peserta lomba.

Beliau juga mengatakan bahwa peringatan maulid ini merupakan salah satu program pancacita kepemimpinan yaitu tradisi yang terjaga .


Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW., Ustad H. Dimas Maryono, M.A., di Daulat sebagai pembawa ceramah maulid. Dalam ceramahnya mengatakan:

“Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW., selalu dilakukan dengan cara komersial, itu tentu saja boleh, tetapi akan lebih baik jika sholawat dijadikan esensi paling tinggi dalam menjaga konstitusi tauhid,” ucapnya.

 

Oleh: Margono Setiawan