Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UINAM Gelar Seminar Nasional Angkat Tema Quo Vadis Pendidikan Di Era New Normal

  • 27 Maret 2022
  • 01:16 WITA
  • Margono Setiawan, S.S.
  • Berita

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar menggelar seminar nasional virtual dengan tema “Quo Vadis Pendidikan di Era New Normal,” 26-27 Maret 2022.

Prof. Hamdan, M.A., Ph.D selaku Rektor UIN Alauddin Makassar menjadi keynote speaker pada seminar tersebut. Turut hadir, Muhammad Zuhdi, M.Ed., Ph.D dan Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd selaku pemateri.

Membuka acara, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Dr. H. Andi Marjuni, M.Pd.I menekankan 4 hal  sebagai trend perubahan di dunia pendidikan saat ini yang harus dipenuhi untuk menyambut peradaban yang semakin milenial.

“Empat hal trend perubahan yang harus kita kuasai, yakni transformasi digital, mengikuti arahan perubahan, generasi digital, dan relevansi kebutuhan untuk menjadikan kita sukses di dunia pendidikan,” terang Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Dalam kesempatan yang sama H. Andi Marjuni juga turut menyampaikan postulat berpikir pendidikan untuk menyambut transformasi pendidikan. “Postulat berpikir itu ada empat yakni mereka yang terjebak dalam paradigma ilmu-ilmu sekuler, mereka yang terjebak dalam model paradigma berfikir ulama-ulama fiqh masa klasik, mereka yang mencoba mengawinkan model berpikir sekuler dan fiqh klasik, dan mereka mencoba keluar dengan paradigma itu dengan membangun paradigma Islam moderat (Bayani, Irfani, dan Burhani),” jelasnya.

H. Andi Marjuni juga memberikan arahan, perlunya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan melakukan transformasi. Menurutnya, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan memerlukan pemikir yang mampu berpikir komprehensif, menghilangkan paham dikotomi agama-umum, memenuhi harapan masyarakat Islam (sebagai masyarakat pengguna) dan memenuhi kebutuhan lapangan kerja.

“Mudah-mudahan dengan tema yang diangkat tentang qou vadis pendidikan di era new normal, kita mengerti mau dibawa kemana dan mengarah kemana tentang pendidikan ini, sesungguhnya ada di tangan kita semua bagaimana cara kita membangun generasi, sehingga generasi peka terhadap kehidupan sosial,” tutup H. Andi Marjuni.


Diposting oleh: Muthi'ah